“Membantu upaya mengurangi dan memanfaatkan sampah rumah tangga, mahasiswa KKN undip memberikan edukasi pembuatan pupuk cair dari bawang”

Gandurejo, Temanggung (09/08/2024)

Dalam rangka mendukung pengelolaan sampah rumah tangga yang lebih baik, Akmal Muhammad Fadhilah mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (Undip) meluncurkan program edukasi pembuatan pupuk cair dari limbah bawang. Inisiatif ini dilakukan sebagai bagian dari upaya mengurangi sampah organik sekaligus memanfaatkannya untuk keperluan pertanian dan perkebunan rumah tangga. Dalam sosialisasi yang dilakukan di  Gedung balai Desa gandurejo tempat ia bertugas, Akmal Muhammad memperkenalkan cara sederhana dan praktis untuk membuat pupuk cair dari sisa-sisa bawang merah dan bawang putih yang biasanya terbuang. Bawang, yang mengandung nutrisi penting seperti kalium dan fosfor, dapat diolah menjadi pupuk cair yang bermanfaat bagi tanaman. Tak hanya campuran dari bawang putih dan bawang merah, ditambahkan gula merah sebagai tambahan kandungan, bahan-bahan yang lainnya yang digunakan adalah wadah botol berisi air beras serta produk pertanian EM4 sebagai bahan yang dapat mempercepat proses dekomposisi zat organik limbah bawang dan yang lainnya.

“Kami melihat potensi besar dari limbah rumah tangga yang sering kali hanya dibuang begitu saja. Dengan mengolah limbah bawang menjadi pupuk cair, bukan hanya sampah yang berkurang, tetapi juga dapat memberikan manfaat langsung bagi tanaman di rumah,” ujarnya. Proses pembuatan pupuk cair ini melibatkan fermentasi sederhana, di mana sisa-sisa bawang dan gula merah dipotong dan dikecilkan, lalu disiapkan wadah 1 liter berisi air beras yang sudah dituangkan 10 ml cairan EM4. Kemudian, dimasukan campuran bawang dan gula merah kedalam cairan air beras serta EM4. Proses dekomposisi memakan waktu minimal 5 hari dan maksimal 21 hari untuk hasil yang maksimal. Cairan ini kemudian ditiriskan pada wadah botol dan pada saat akan diaplikasikan pada tanaman, cairan dicampurkan pada air dengan perbandingan 1 : 10, setelah tercampur cairan dapat langsung digunakan untuk menyiram tanaman, memberikan nutrisi tambahan yang dibutuhkan oleh tanaman hortikultura dan tanaman hias.

Warga desa yang mengikuti edukasi ini menyambut positif inisiatif tersebut. Mereka mengaku mendapat pengetahuan baru yang bermanfaat dalam pengelolaan sampah rumah tangga serta perawatan tanaman. Akmal sebagai Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro berharap, melalui edukasi ini masyarakat semakin sadar akan pentingnya pengelolaan sampah organik dan manfaat ekonomis yang bisa didapatkan. Inisiatif ini diharapkan menjadi langkah awal dalam menciptakan masyarakat yang lebih peduli terhadap lingkungan sekaligus memanfaatkan potensi yang ada di Desa Gandurejo untuk mendukung keberlanjutan hidup.


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
chat
chat